Tugas 2 : Kritik Arsitektur

TUGAS KRITIK ARSITEKTUR 2

KRITIK TERHADAP BANGUNAN DENGAN KONSSEP GREEN BULDING DENGAN METODE TYPICAL

  • Definisi

Kritik Tipikal/Kritik Tipical (Typical Criticism) adalah sebuah metode kritik yang termasuk pada kritik Kritik Normatif (Normative Criticism). Kritik Tipikal yaitu metode kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya, dalam hal ini bangunan publik.

Obyek yang dianalisis : Depok Town Square

Bangunan pembanding sejenis : Cilandak Town Square

  1. Depok town square

Depok Town Square adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Margonda Raya, Depok. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di Depok.

Keterangan :

  1. Fasad bangunan : kaca, beton dan besi
  2. Struktur : kolom dan balok beton
  3. Plat Lantai : keramik marmer
  4. Sistem Struktur : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang
  5. Bentuk Bangunan : Bentuk bangunan terlihat masif dan perancangannya lebih mengutamakan space untuk ruang dalam yang luas(memaksimalkan lahan untuk bangunan). Untuk memberikan efek modern dan asimetris pada fasad diberikan bentukan-bentukan yang unik dengan menggunakan material  yang bervariasi baik warna dan jenisnya.
  6. listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar.
  7. Fungsi Bangunan : Bangunan komersial yang lebih mengarah ke pusat perbelanjaan. Oleh karena itu Detos memiliki banyak kios-kios untuk disewakan dibandingkan dengan Citos.
  8. Sistem Utilitas : sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti ac

EXTERIOR

INTERIOR

  1. Cilandak Town Square

Cilandak town square adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di daerah Cilandak. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di daerah Jakarta Selatan.

Keterangan :

  1. Fasad bangunan : kaca dan beton
  2. Struktur : kolom dan balok beton
  3. Plat Lantai : plat beton dengan finishing cat
  4. Sistem Struktur : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang
  5. Sistem Utilitas : sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti ac, listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar hanya saja kebersihan dan keterawatannya jauh lebih baik dari Detos
  6. Fungsi Bangunan : Bangunan komersial yang lebih mengarah ke tempat hang-out(berkumpul). Memiliki banyak cafe dan restoran dengan konsep interior yang baik.
  7. Bentuk Bangunan : Bentuk bangunan memanjang (linier) dan lebih mengutamakan perancangan ruang terbukanya, perancangan interior terlihat lebih terbuka dan sadar lingkungan dengan banyaknya teras dan balkon serta awning polikarbonat yang memberikan pencahayaan alami ketika siang hari.

 

EKSTERIOR

INTERIOR

Dalam hal ini Citos merupakan salah satu Town Square pertama yang berdiri di kota Jakarta dan telah banyak menginspirasi bangunan publik sejenisnya dalam hal perancangan arsitekturnya. Maka dari itu dengan menggunakan metode kritik tipikal akan dibandingkan kedua bangunan public sejenis ini dengan parameter yang disediakan sehingga dapat diketahui apakah Detos sudah memenuhi standar untuk menjadi sebuah Town Square di kota Depok.

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

Dari hasil analisis dengan menggunakan metode tipikal didapat hasil bahwa bangunan Detos sudah mencukupi atau memenuhi kriteria untuk menjadi bangunan publik.

Kritik :

Bangunan depok town square dari sisi fasad telah memnuhi standar kriteria bangunan komerial karena mempunyai bentuk dan memiliki iconic dari sisi fasad serta menampilkan banyak warna untuk menarik peminat atau pengunjung.

 

Sumber http://tugasbaron.blogspot.com/2012/04/kritik-arsitektur.html

 

 

 

 

 

 

 

 

By rinifauziahrumalutur

TUGAS 1 : KRITIK ARSITEKTUR

 

Nama : Rini Fauziah Rumalutur

Kelas : 4TB03

Npm : 26312412

  • Kritik terhadap building dengan metode deskriptif / interpretatif

 

Nama bangunan   : Masjid Al Irsyad Kota Baru Parahyangan

Lokasi                  : Bandung

Arsitek                 : Ridwan Kamil

 

EKSTERIOR

INTERIOR

  • Kritik Deskriptif

Exterior :

  1. dari segi bentuk tidak memiliki kubah seperti masjid pada umumnya
  2. memiliki bentuk yang unik ,exotis dan modern
  3. pemilihan material disesuaikan dengan kondisi lingkungan bumi parahyangan yang masih asri.

Interior :

  1. Interior menampilkan sisi konsep terbuka yang menyatukan ruang luar dengan ruang dalam
  2. Pencahayaan memakai dua unsur pencahayaan yaitu melalui pencahayaan buatan dan pencahayaan alami
  3. Pencahayaan dari lampu di buat sebanyak 99 mengikuti asmaul husna
By rinifauziahrumalutur